Policy Paper Membangun Indonesia Dari Pinggiran Melalui Penguatan SDM Keimigrasian di Wilayah Perbatasan Studi Kasus: Kantor Imigrasi Atambua

Melalui nawacita, paradigma pembangunan yang selama ini lebih mengutamakan
pengembangan di pusat negara, segera diubah menjadi ke arah pinggiran, dengan tujuan agar
wilayah perbatasan benar-benar menjadi pintu gerbang aktivitas ekonomi dengan negara
tetangga yang memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Peran imigrasi
dalam memberikan layanan perlintasan sekaligus menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
pembangunan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di perbatasan,
pegawai imigrasi dihadapkan beberapa tantangan seperti kesejahteraan antar pegawai imigrasi
yang timpang, jumlah jam kerja yang melebihi ketentuan dari peraturan yang berlaku,
pemenuhan hak atas cuti yang belum maksimal, serta kepastian masa tugas dan prospek karir
yang timpang, terutama bagi pejabat fungsional. Untuk memastikan kinerja pegawai imigrasi
di perbatasan tetap produktif dan memiliki semangat tinggi dalam menyelenggarakan
fungsinya, perlu pengaturan yang lebih berpihak kepada pegawai imigrasi yang ditugaskan di
perbatasan seperti pemberian insentif finansial, penyediaan fasilitas seperti rumah dinas dan
kendaraan dinas, pengelolaan jam kerja sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan,
pemenuhan cuti tahunan tambahan serta adanya penguatan SDM dengan memperbanyak
kesempatan untuk mengikuti diklat teknis, dan pelaksanaan sosialisasi/pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi dan pemahaman Tim Penilai dan pemahaman terhadap tatacara
penilaian yang memperhatikan satuan hasil kerja.